Cerita berawal dari kisah pacaran saya dengan Mia, seorang mahasiswi
yang berbeda kampus dengan saya. Setelah saya berpacaran dengannya
selama dua bulan, barulah Mia menampakkan sisi kehidupan aslinya, bahwa
dia penganut seks bebas. Keadaan itu saya ketahui dari perkataannya
sendiri ketika saya selesai makan dengannya di sebuah warung mahasiswa
khas Yogyakarta. Ketika itu dia cerita kalau selama tiga bulan dia tidak
pernah disentuh lelaki termasuk saya. Maksudnya tentu saja merasakan
kenikmatan seksual yang selama ini dipenuhinya dari mantan pacarnya yang
terdahulu sebelum saya. Kontan saya kaget berat mendengar hal itu.
Batang kemaluan saya langsung tegak dan seakan ingin loncat keluar.
"Kenapa kamu tiba-tiba jadi horny begini..?" tanya saya.
"Aku tiga hari ini habis nonton BF bareng temen-temen kosku..," jawabnya, "Ayolah.., kamu mauya..?" pintanya.
Aku semakin tidak karuan mendengar permintaannya itu sambil menggelayut
di lenganku dengan manja. Akhirnya kuputuskan untuk meladeninya,
meskipun aku belum pernah melakukannya sama sekali dengan wanita
manapun. Dia tampak senang sekali mendengar kesediaanku meladeninya
malam itu. Di kepalaku mulai timbul pikiran-pikiran yang kotor sambil
berfantasi dengan kemolekan tubuhnya yang sintal, langsing dan berisi
itu (payudaranya berukuran 32A, kira-kira segitu deh).
Seketika saja motorku langsung kubawa ke arah tempat kost-nya yang
memang bebas, dan laki-laki boleh masuk, karena memang tetangga sekitar
berjarak agak berjauhan dengan rumah itu. Sampai di kost-nya, aku
memarkirkan motorku dan langsung digandeng masuk ke dalam kamarnya.
Teman-teman satu kost-nya langsung saja mengejek kami ketika kami baru
saja masuk, "Waahh, sudah kebelet ya.. abis yang kemarin itu..?" kata
salah seorang dari mereka dan langsung disambut sorakan yang lainnya.
Aku hanya diam saja, sedang Mia tertawa kecil sambil berkata, "Biarin..! Orang gue juga kepengen kok..!"
Sesampainya di kamar, Mia bergegas mengunci pintu dan langsung
menubrukku sampai aku tersungkur di kasurnya. Dia mulai menerkam bibirku
dengan ciumannya yang penuh nafsu. Aku sudah tidak ada pikiran untuk
menghentikan tindakannya itu. Aku langsung meladeni ciumannya yang ganas
itu dengan ganas pula. Tangan Mia mulai merayap di kemaluanku yang
masih tertutup celana. Aku tidak mau kalah juga, kusergap payudaranya
dengan remasan yang lembut sambil kulepaskan satu persatu kancing
bajunya. Akhirnya dia pun berdiri karena melihatku mulai bernafsu dan
sudah mulai membuka bajunya. Dia mulai membantuku membuka bajuku hingga
celana dan sekaligus celana dalamku terlepas dari tubuhku dan
dilemparkannya saja ke tepi ranjangnya. Begitu juga sebaliknya,
kulucutkan pakainnya hingga kami sama-sama telanjang bulat. Tanpa pikir
panjang, aku direbahkannya di atas kasur dalam posisi duduk, dan kini
wajahnya sudah berada tepat di depan batang kejantananku yang sudah
tegak berdiri.
"Aku kangen sama kemaluan lelaki..!" katanya sambil mengocok-ngocok lembut batang kemaluanku.
Aku semakin menggeliat. Baru pertama kali batang kemluanku dikocok sama
cewek. Kocokannya semakin terasa dan aku semakin mendesah hebat. Tidak
sampai dua menit dia mengocok, tiba-tiba mulutnya diarahkannya ke batang
kejantananku dan ia pun mulai mengulumnya. Gila..! Sensasi yang luar
biasa. Aku terkesan dengan permainan mulutnya, sesekali dihisap,
dimainkan menggunakan gigi, dikulum, dijilat dan banyak lagi deh.
Setelah agak lama dan aku juga sudah mulai sangat terangsang, kuangkat
dia ke sebelahku dan sekarang aku yang berlutut di lantai, sedang Mia
yang sekarang duduk di kasur. Aku sudah tidak tahan ingin mencoba
merasakan menjilati miliknya yang gundul tanpa ada selembar bulu pun
itu, karena tampaknya Mia sudah mencukurnya.
Aku memulai dengan mempermainkan vaginanya terlebih dahulu menggunakan jari-jariku.
"Ssstt.. aahh.. terus..!" rintihnya ketika jariku mulai memasuki daerang liang senggamanya.
Aku mulai mempermainkan nafsunya dengan jari-jariku, dia mulai meronta
dengan mengangkat-angkat pantatnya. Tidak lama setelah itu aku mulai
menjilati dengan segala macam cara di lembah yang gersang itu, mulai
dari kumasukkan lidahku ke lubangnya sampai kuputar-putar di lipatannya
yangmembuat Mia semakin meronta bagaikan orang yang kerasukan birahi.
Sekitar 10 menit aku memainkan liang senggamanya, Mia mulai tidak tahan.
"Maass.. akuu.. maauu.. keluarr.. aahh.. masukin aja pake.. batangmu..
Mass.., uuhh.. aahh..!" rontanya sambil mengangkat-angkat terus
pantatnya, sedangkan kepalaku masih ditekannya, seakan dia minta jangan
dilepaskannya lidahku pada lembahnya.
Aku tidak mempedulikan rintihannya hingga suatu saat, "Seerr.. haahh.. haahh..!" Mia mengelinjang hebat merasakan orgasmenya.
Liang kemaluannya tetap tidak kubiarkan menganggur, aku masih
mempermainkan liangnya itu denganjariku. Mia masih meronta. Langsung dia
sergap batanganku, dikocoknya dan dikulumnya dengan penuh semangat. Aku
sedikit meronta karena seakan Mia membalas perlakuanku padanya.
Akhirnya aku langsung saja merebahkannya dalam posisi telentang, aku
mulai membimbing batang kejantananku yang masih tegang hebat itu ke
liang senggamanya, dan, "Slepp..!" batangankusudah masuk penuh.
Ketika rudalku itu masuk penuh, Mia merintih, "Haahh.. Maass.. goyang..!" rintihnya manja.
Kuturuti saja kata-katanya, aku mulai menggoyang pinggulku dan
menyodok-nyodok lubang kenikmatannya dengan batang kejantananku.
Rintihan demi rintihan bergantian keluar dari mulut kami. Sampai
akhirnya Mia semakin menggelenjang tidak menentu, aku tahu kalau dia
sudah mau orgasme lagi. Melihat gejala itu, langsung saja kupercepat
gerakanku sampai akhirnya, "Serr.. serr.. serr..!" keluarlah cairan
kenikmatan itu dari liangnya.
"Stop.. Stoop dulu.. hhuuhh.. huuhh.. haahh, jangan.. dicabut Mas..! Biarin aja.." pintanya.
Aku pun tidak mencabut kemaluanku dan seketika kurasakan batang
kejantananku dihisap-hisap liang vaginanya, gilaa..! nikmat sekali.
Tidak lama kemudian aku dibaringkan ke kasur denganposisi telentang.
Kini posisi Mia ada di atas dalam keadaan duduk sambil mengocok
batanganku dan membimbing lagi ke arah liang kemaluannya.
"Sleepp..!"
"Oohh.. liangmu enak banget Say..!" kataku.
"Punya kamu juga bikin aku gila Mas..!" katanya sambil menaik-turunkan tubuhnya di atas tubuhku.
Tanganku tidak diam saja, kuraih payudaranya dan kukulum, kuhisap
payudaranya bergantian sambilkumulai meremas bergantian tanpa berhenti.
Rontaan Mia semakin hebat dan semakin kelojotan dia. Aku pun mulai tidak
tahan, karena posisi inilah yang paling kusukai, karena tangan dan
mulutku tidak akan berhenti hinggap di bagian tubuh wanita yang paling
kusukai, yaitu payudara.
Setelah sekitar 15 menit kami saling menggenjot birahi, akhirnya rasanya
aku tidak dapat lagi menahan keinginanku meledakkan laharku.
"Saayy.. aku maauu keluar Saayy..!" rintihku.
"Tunggu aku Mass.. ntar keluarnya aku kocokin aja..!" kata Mia yang
membuatku kaget setengah mati dan langsung membayangkan bagaiamana
nikmatnya dikocokin tangannya ketika mau orgasme.
Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan jepitan pangkal paha Mia
semakin keras, dan rontaannya semakin tidak beraturan, sedangkan aku
juga sedikit mulai merasakan mau keluar.Seketika batang kemaluanku
merasakan adanya cairan yang mengguyur dari dalam rahimnya sambil Mia
terlihat kelojotan tidak beraturan.
Aku belum merasakan mau keluar juga saat itu.
"Mia, keluarin aku juga dong..!" pintaku merintih sambil meremas buah dadanya yang ranum itu.
Seketika dia sudah mengocok batang kejantananku dan langsung
membasahinya dengan ludahnya, dihisapnya dan dikulumnya layaknya sedang
makan es krim. Tidak ada semenit aku sudah menumpahkan air maniku ke
lehernya sambil kocokannya terus jalan tidak berhenti. Setelahitu dia
membersihkan batang rudalku dengan jilatannya.
"Aku ntar malem pengen lagi ya..?" pintaku.
"Aku juga pengen lagi kok Mass..!" katanya dengan disertai ciuman lembut di bibirku.
Sejak saat itu aku mulai ketagihan hubungan seks dan kami berdua tidak
pernah sungkan-sungkan lagi kalau lagi ingin melakukan hubungan seks.
Pernah kami melakukannya sehari tiga kali. Bahkan kami pernah hanya
melakukan 10 hari dengan oral seks saja, mengingat saat itu Mia baru
menstruasi.
Namun petualngan seksku belum berhenti sampai disitu. Pernah suatu
ketika, permainan hubungan seks kami diintip Ibu kost Mia dan dua orang
teman kost-nya. Hingga saat Mia sudah lulus dan kembali ke kota asalnya,
aku masih tetap main ke kost Mia karena setelah kepergian Mia, aku jadi
simpanan Ibu kost Mia dan seorang teman kost Mia yang juga pernah
mengintip kami melakukan hubungan seks itu sampai sekarang. Aku jadi
benar-benar ketagihan sampai sekarang.
Untuk pengalamanku dengan teman kost Mia dan Ibu kost-nya tidak dapat
lagi kuceritakan, karena aku selalu terangsang berat kalau membaca
tulisan di situs ini. Begitu juga aku jadi seperti "cacing kepanasan"
sehabis menulis cerita ini dan sepertinya habis ini aku harus onani,
karena aku merasakan "on" banget.
TAMAT