Setelah puas mereguk ludah Denita, anak
itu lalu mengemuti puting susu kanan Denita dan menghisapnya dengan
kuat, sementara tangannya memegangi payudara kiri Denita dan menyodorkan
payudara itu ke mulut Denita. Anak itu menyuruh Denita untuk menyusui
dirinya sendiri. Denita hanya menuruti perintah anak itu tanpa
membantah, dengan rakusnya ia menghisap puting susunya sendiri seperti
bayi yang hendak meminum air susu ibunya. Mereka kemudian saling
bertukaran mencicipi payudara Denita; anak itu menyusu di payudara kiri
Denita dan Denita mencicipi payudara kanannya sendiri. Denita terlihat
seperti ibu yang menyusui anaknya karena tubuh Denita yang lebih besar
dari anak yang sedang disusuinya. Denita sendiri tidak percaya melihat
kemampuan bercinta anak itu yang hampir setara dengan keempat temannya
tadi; walaupun usianya masih amat muda dibandingkan Denita. Denita
tentunya bukanlah wanita pertama yang bercinta dengan anak itu.
Suara desahan Denita dan tumbukan tubuh mereka menggema di ruangan itu,
payudara Denita kini berbekas lipstik merah mudanya sendiri. Denita
sendiri sudah kesulitan mengatur nafasnya, ia sudah lelah setelah
dikawini oleh empat laki-laki sebelumnya dan kini ia harus melayani
nafsu penjahat yang kelima ini. Tak lama kemudian, anak itu mencengkeram
pinggul Denita dan menyemburkan spermanya kedalam rahim Denita diikuti
dengan teriakan Denita. Setelah menerima semburan sperma anak itu,
pelukan Denita terlepas dari leher anak itu; Denita rebah ke ranjang,
terlentang tak berdaya.
Pemimpin para penjahat itu segera naik ke ranjang, dihampirinya tubuh
pengantin wanita yang tak berdaya itu. Tampaknya ia berniat memperkosa
Denita untuk ketiga kalinya malam itu. Penis raksasanya pun kembali
membesar seperti saat ia belum bercinta dengan Denita. Tono dan para
penjahat itu terkagum melihat keperkasaan pemimpin penjahat itu.
Penjahat itu lalu duduk di ranjang, dengan mudahnya ia memapah tubuh
Denita yang masih lemas itu dan didudukkannya Denita diatas penisnya
seperti sebelumnya saat ia memperkosa Denita di kursi. Memek Denita
langsung menelan kemaluan penjahat itu diikuti rintihan pelan Denita.
Kedua kaki Denita ditarik melewati pinggang penjahat itu. Penjahat itu
memegang pantat Denita dan mulai memompa kewanitaan Denita kembali.
Tidak seperti tadi, kini Denita terbaring lemas, sementara penjahat itu
mengentotinya. Denita hanya bisa mendesah pelan karena staminanya
benar-benar habis.
Melihat Denita yang kelelahan, penjahat itu mengatur irama entotannya
dengan perlahan-lahan. Penjahat itu tampaknya menguasai teknik seks yang
hebat. Setelah dientot pelan selama 5 menit, lenguhan Denita semakin
keras, matanya merem melek, dan lidahnya terjulur keluar merasakan
kenikmatan di vaginanya. Liur Denita meluber keluar dari mulutnya.
Penjahat itu senang sekali melihat ekspresi Denita yang kini tampak
persis seperti pelacur. Penjahat itu meraih kepala Denita, tubuh Denita
lalu diangkat sehingga payudara Denita terjepit diantara tubuhnya dan
tubuh penjahat itu. Penjahat itu segera mencium bibir Denita dan
menghisap ludah cewek itu, sehingga kini suara lenguhan itu teredam.
Denita tetap dientot sambil berciuman. Denita dan penjahat itu tetap
dalam posisi itu selama 15 menit. Akhirnya, penjahat itu menggeram, dan
menyemburlah spermanya memenuhi rahim Denita sekali lagi. Penjahat itu
mendesah puas dan mencabut kemaluannya dari kewanitaan Denita. Sekali
lagi kedua tungkai kaki Denita diangkat setinggi mungkin dan tegak lurus
untuk memastikan agar Denita dapat menjadi hamil dari perkawinannya
itu.
Setelah memastikan bahwa rahim Denita telah menyerap seluruh calon bayi
pemimpin mereka dan setelah mereka puas mengentoti Denita, dimulailah
acara bukkakke sebagai acara penutup. Keempat penjahat laki-laki itu
berlutut mengelilingi tubuh Denita yang tergeletak diatas ranjang.
Mereka lalu mengocok kemaluan mereka dihadapan Denita. Sementara
pemimpin para penjahat yang baru saja mendapat giliran memperkosa Denita
kini melebarkan paha Denita selebar mungkin sehingga vagina Denita
terpampang jelas. Mereka menekan kepala dan hidung Denita sehingga
Denita tidak bisa bernafas, Denita terpaksa membuka mulutnya dan
bernafas melalui mulutnya.
Karena sudah terangsang berat dari tadi, satu persatu penis para
penjahat itu menyemburkan sperma hangat kental memenuhi mulut Denita
sehingga meluber keluar melewati bibir Denita. Namun, Denita tampaknya
tidak mau menelan sperma mereka. Salah satu dari penjahat itu membawa
sebuah sedotan minuman. Mereka lalu mulai menyendoki sperma yang
tertampung di rongga mulut Denita dengan sedotan itu. Sperma yang
berhasil disedot mereka lalu dituangkan ke memek Denita melalui sedotan
itu, sementara memek Denita dikocok-kocok agar menyerap sperma mereka.
Mereka berharap Denita mau menelan sperma mereka saat menyadari bahwa
sperma yang masih tertampung di mulutnya akan dipakai untuk
menghamilinya. Namun, Denita sudah kelelahan untuk berontak dan ia
bersikeras untuk tidak menelan sperma para penjahat itu.
Nyaris setengah dari sperma yang tertampung di mulut Denita telah
dituangkan ke rahim Denita, namun tidak ada tanda-tanda bahwa Denita
akan menelan sperma di mulutnya. Karena kesal melihat tingkah laku
Denita, mereka kembali menekan hidung Denita dengan keras sehingga
Denita sulit bernafas, apalagi dengan sperma yang masih tertampung di
mulutnya membuatnya tidak dapat bernafas menggunakan mulutnya. Denita
terpaksa menelan sperma para penjahat itu. Setelah menelan seluruh
sperma para penjahat itu yang disuapkan padanya, Denita langsung
tertidur kelelahan.
Tono merasa amat geram karena ia hanya bisa melihat Denita diperkosa
dalam keadaan sedang mengenakan gaun pengantinnya dan Denita diperkosa
di depan matanya, namun ia tidak bisa menolong Denita.
Denita benar-benar berantakan setelah perkawinannya dengan kelima
penjahat itu, kedua payudaranya yang telah penuh cupangan dan bekas
lipstiknya mencuat keluar dari gaunnya yang dilorotkan oleh pimpinan
penjahat itu. Rok gaunnya tersingkap hingga pusarnya sehingga
kewanitaannya terlihat jelas. Di stocking putihnya sudah terdapat banyak
bercak darah keperawanannya dan sperma para penjahat itu.
Wajah Denita yang berlumuran sperma tampak sayu; lipstiknya sudah
meluber ke sekitar bibirnya yang masih terengah-engah kelelahan Matanya
terpejam dan sembab, kelopak matanya yang dirias pink kini berantakan
karena air matanya. Mahkota bunganya sudah rusak dan riasan bunga itu
bertaburan di sekitar ranjang tempat ia kini terbaring. Tudung kepalanya
yang sudah kusut masih menempel di rambutnya yang kini acak-acakan.
Penjahat perempuan itu kembali mendapat ide dan ia lalu berdiskusi
sebentar dengan para penjahat yang baru saja berhasil memperkosa Denita.
Para penjahat itu setuju dengan ide perempuan itu. Mereka lalu
mendekatkan wajah Tono ke kewanitaan Denita. Tono bisa melihat bibir
kewanitaan Denita yang tadinya seperti dua buah garis lurus kini telah
melengkung akibat perkawinannya dengan kelima pria bejat itu. Tono bisa
mencium bau amis sperma di kewanitaan Denita yang tadinya sempat
dibanjiri sperma. Penjahat yang melepas celana dalam Denita lalu memijat
kewanitaan Denita didepan wajah Tono. Denita kembali mendesah penuh
kenikmatan karena jari-jari penjahat itu memijat vaginanya dengan
sempurna. Beberapa saat kemudian, Denita mendesah keras sekali, tubuhnya
menikung keatas, dan kedua kaki dan tangannya menegang. Penjahat wanita
itu segera mencabut pembalut wanita bekas Denita dari mulut Tono, dan
menempelkan mulut Tono ke kewanitaan Denita. Tono lalu merasa mulutnya
dipenuhi cairan panas dari kewanitaan Denita. Tono lalu sadar bahwa
cairan dalam mulutnya itu adalah air seni Denita. Tono tidak punya
pilihan lain selain mereguk air seni Denita. Rupanya apabila Denita
telah mencapai puncak orgasmenya, maka ia akan buang air kecil. Kini
Tono bisa merasakan sendiri air terjun kristal yang tadi ia lihat, dan
bau pesing cairan itu. Setelah Tono selesai meminum air seni Denita,
mulutnya kembali disumpal dengan celana dalam Denita.
Mereka lalu merapikan Denita kembali dan memakaikan celana dalam putih
yang baru pada Denita. Tono lalu dibawa ke toilet dan diikat di kloset,
Tono bisa mencium bau tidak sedap dari dalam toilet itu karena Denita
baru saja buang air besar didalam toilet itu, dan bahkan di kloset itu
masih ada bekas kotoran Denita yang belum dibilas. Para penjahat itu
lalu kembali ke kamar untuk menikmati indahnya bulan madu bersama
pengantin mereka yang sedang terlelap sambil dijaga oleh teman perempuan
mereka.