Asalku dari kampung di Jawa. Setelah lulus SMU aku mengadu nasib ke
Jakarta. Dasar sial aku gak bisa dapet kerjaan yang cocok. Mau balik
malu. Akhirnya setelah beberapa kali ganti kerja akhirnya aku bekerja
jadi kacung rumah tangga. Majikanku seorang keturunan. Ia tinggal dengan
istrinya dan anak perempuannya yang bungsu.
Majikanku anaknya tiga orang, yang dua sekolah di luar negeri. Yang
bungsu baru masuk kuliah tingkat satu. Namanya Vera, tapi aku biasa
memanggilnya Nonik. Sebenarnya aku nggak berani berpikir macam-macam
karena ia adalah majikanku. Tapi akhirnya aku jadi 'tergoda' juga karena
selain orangnya cantik kayak artis mandarin dia suka pakai pakaian yang
ketat dan seksi. kadang ia memakai dasternya yang cukup tipis dan
tembus pandang, keliatan kulit tubuhnya yang putih mulus sampai BH dan
celana dalamnya pula. Ditambah bau tubuhnya yang harum. Apalagi aku
sejak dari kampung selalu mengagumi kecantikan artis-artis mandarin dari
televisi. Diam-diam aku jadi ngaceng juga kalo ngelihat dia.
Kadang waktu duduk kedua kakinya agak terbuka. Pertamanya kelihatan
pangkal pahanya saja yang putih mulus dan menggairahkan. Terus aku nyari
posisi yang pas sambil ngepel di kolong meja aku leluasa melihat
pahanya sampai ke celana dalamnya. Ketauan celana dalamnya warna coklat.
Langsung aku jadi ngaceng. Rasanya pengin ngeraba-raba pahanya dan
melihat yang di balik celana dalamnya itu. Sempat beberapa saat aku
liatin terus. Kadang ia pakai baju yang lehernya agak rendah jadi
keliatan belahan dadanya bagian atas. Atau pakai baju putih tapi BH-nya
warna hitam. Semua itu bikin aku jadi adem panas.
Suatu malam aku lagi nonton TV di ruang tamu. Waktu itu tuan dan nyonya
sudah tidur. Vera baru pulang dan setelah itu mandi. Setelah selesai
mandi, ia memakai kimono yang agak basah. Kulihat sekilas dadanya
bergerak-gerak dengan bebas. Wah, apa dia nggak pake BH, pikirku.
Seketika anu-ku menjadi menegang. Memang dadanya cukup besar dan padat
berisi. Pernah kulihat ukuran BHnya 34C. Setelah itu ia memanggilku
minta makanannya untuk dipanasi. Karena bajunya yang agak basah,
kelihatan kedua putingnya yang menonjol di balik dasternya dan
bergerak-gerak. Seketika aku menjadi tambah ngaceng menyadari aku
melihat payudaranya Nonik. Dengan rambutnya yang agak basah membuatnya
makin menggairahkan. Kalau nggak ingat ia putri majikanku dan majikanku
ada di kamar mungkin ia sudah kuciumi dan .. Tapi aku nggak melakukan
apa-apa cuma seringkali melirik ke arah dadanya. Herannya ia cuek saja,
seolah-olah tidak ada apa-apa.
Malamnya aku benar-benar nggak bisa tidur. Aku ingin onani tapi
keinginanku bisa kutahan sampai akhirnya aku tertidur. Tapi malam itu
aku jadi mimpi basah dan sadar sepenuhnya. Kurasakan air maniku keluar
banyak sekali sampai celanaku benar-benar menjadi basah. Dalam mimpiku
aku masuk ke kamarnya, kutelanjangi dia kemudian ia kusetubuhi sampai
dia nggak perawan lagi. Benar-benar itu adalah mimpi basahku yang
terhebat yang pernah kualami. Sejak saat itu aku jadi tak tertahankan
lagi untuk onani hampir tiap malam membayangkan Nonik.
Sejak saat itu semakin sering saja kejadian-kejadian yang 'kebetulan'.
MIsalnya saat tuan dan nyonya sedang mengurus tanamannya di taman, aku
lagi nyapu ruang tamu, nonik keluar dari kamarnya tanpa memakai BH.
Kadang ia memakai BH tapi mungkin terbuat dari bahan yang tipis sehingga
membuat kedua putingnya tampak menonjol. Secara pukul rata, hampir tiap
hari aku bisa ngeliat susunya Nonik kadang malah sehari lebih dari
sekali. Dan semuanya itu dilakukan seolah-olah hal yang biasa dan
anehnya Nonik Vera cuek aja seperti nggak ada masalah apa-apa. Akibatnya
aku jadi terbiasa tiap hari onani.
Hal paling hebat yang pernah kualami, kebetulan kamar Nonik ada jendela
yang menghadap taman di dalamnya ada kamar mandi sendiri. Beberapa kali
di waktu malam aku coba ke taman, siapa tahu tirai plastiknya terbuka
jadi aku bisa ngeliat ke dalam. Beberapa kali hasilnya kosong sampai
suatu saat..
Malam itu tirai plastiknya nggak tertutup rapat jadi aku bisa melihat ke
dalam apalagi di luar gelap sementara di dalam kamar terang karena
lampu. Kulihat kamarnya kosong, kayaknya ia di kamar mandi. Tak lama
kemudian ia muncul. Pake daster yang sama waktu pertama kali aku ngeliat
dadanya itu. Kali ini juga ia tidak memakai BH. Lalu dengan posisi
membelakangiku ia menanggalkan bajunya! terlihat olehku dari belakang
postur tubuhnya dan lekuk-lekuknya yang menggiurkan. Ia cuma mengenakan
celana dalam saja warna merah muda. Rambutnya yang sebahu menutupi
punggungnya bagian atas. Selain itu kelihatan jelas kulit tubuhnya yang
putih halus dan mulus, pinggangnya yang ramping serta pinggulnya yang
seksi.
Kemudian ia mengambil daster di lemari. Tiba-tiba terdengar bunyi dering
telepon sehingga ia tidak jadi mengambil dasternya. Malah ia mendadak
berbalik! Wah, buset! Baru kali ini aku melihat payudaranya secara jelas
banget. Ternyata payudaranya benar-benar indah. Padat berisi dan
ukurannya proporsional dengan tubuhnya yang tinggi serta masih kencang.
Putingnya menonjol keluar serta warnanya merah segar. Cocok sekali
dengan celana dalamnya. Ia berbincang-bincang di telepon sambil duduk di
meja menghadap kaca yang arahnya 90 derajat dari posisiku.
Semuanya itu dilakukan saat ia telanjang dada! Berkali-kali payudaranya
bergerak-gerak mengikuti gerakan tangannya. Aku bisa melihat payudaranya
dari dua arah, dari samping agak belakang serta dari pantulan kaca.
Langsung aku memegang-megang Ujangku. Selesai telpon ia mencuci mukanya
di wastafel hanya dengan memakai celana dalam saja. Kembali aku melihat
dadanya dari sudut yang lain. Akhirnya pada posisi menghadap frontal ke
arahku ia melakukan gerakan melepas celana dalamnya! Ouch. Akhirnya pada
malam itu aku berhasil melihat tubuh Nonik Vera yang telanjang bulat
tanpa selembar benang pun. Rambut kemaluannya ok juga sih. Nggak terlalu
lebat dan nggak terlalu jarang.
Tapi yang kulihat berikutnya makin membuatku tegang. Karena tak lama
kemudian Nonik Vera berbaring telentang di ranjang yang persis di
depanku. Kepalanya menghadap kearahku. Mula-mula ia meram beberapa saat
kemudian kedua tangannya meraba-raba perut dan pahanya termasuk pangkal
pahanya. Kemudian ia menggeliat-geliat dan mulai meremas-remas
payudaranya. Wah! Lalu jari-jarinya menggerak-gerakkan putingnya dan ia
makin merintih dan menggeliat-geliat. Ternyata ia sedang beronani!
Kemudian ia mengangkangkan kedua kakinya sampai aku bisa melihat dengan
jelas vaginanya. Lalu ia menggesek-gesekkan jarinya ke vaginanya.
Melihat itu aku jadi nggak tahan akhirnya aku menanggalkan pakaianku
juga sampai telanjang bulat trus aku mengocok Ujangku sambil menonton
pertunjukannya Nonik Vera. Sampai beberapa saat kemudian kita saling
memainkan alat vital masing-masing. Sampai kemudian kulihat Nonik Vera
kepalanya menghadap lurus ke atas matanya tertutup. Tangan kirinya
meraba-raba putingnya sementara tangan kanannya makin kencang
menggesek-gesek vaginanya akhirnya kudengar desahannya sambil tubuhnya
menggelinjang. Kayaknya ia sudah orgasme. Tak lama kemudian sambil
menatap payudaranya dan kemudian liang vaginanya dalam posisi dia yang
kakinya terpentang lebar, aku mengalami ejakulasi, air maniku
kutumpahkan di tanah sambil menatap liang vaginanya. Itu adalah
masturbasiku yang terindah dan paling nikmat! Tak lama kemudian aku
segera balik ke kamarku dan tidur dengan nyenyak.
Sejak saat itu aku jadi makin sering melihat Nonik Vera telanjang atau
setengah telanjang. Uniknya Nonik Vera sepertinya cuek aja atau mungkin
pura-pura tidak tahu? Ia tidak pernah menyinggung atau berbuat sesuatu
yang menunjukkan kalau ia tahu. Jadi kesimpulanku Nonik Vera seorang
yang eksibisionis. Sungguh beruntung aku bekerja disini.