Aku punya sebuah kebiasaan sejak lama. Aku suka sekali bila tubuhku
dipandangi dengan bebas. Mungkin karena aku terlalu mencintai tubuhku.
Aku selalu merawat tubuhku agar tetap indah untuk dipandangi orang lain.
Aku merawat kulit, rajin mandi susu, wax juga kulakukan. Dadaku sangat
montok. Ukuran 36B, perutku rata, dan aku masih perawan. Aku suka bila
dilihati tetapi tidak suka dijamah. Vaginaku sangat indah bila
kuperhatikan, karena bulunya tidak begitu lebat, juga tidak tipis. Aku
benar-benar mencintai tubuhku.
Hari itu aku dapat voucher menginap di sebuah hotel di Bali. Tadinya aku
ingin mengajak teman-temanku. Tetapi aku berpikir mungkin aku ingin
sendiri dulu.
Aku suka memakai bra yang mendorong dadaku naik. Sehingga dadaku
terlihat lebih besar. Aku juga suka mengenakan rok pendek dan G string.
Hari itu aku mengenakan rok yang sangat pendek hanya sepantat. Dan aku
memakai kaos ketat berwarna putih dengan bra yang membuat dadaku
sehingga terlihat lebih besar. Saat di toilet sebelum check in, aku
sadar bahwa dadaku akan tampak lebih indah bila tidak dibungkus bra.
Maka aku lepas braku hingga para tamu melihat padaku karena aku cantik,
sexy dan tinggi seperti model-model porno yang mereka lihat di majalah.
Hari itu sangat panas. Aku merasa sangat horny. Ketika masuk ke kamar,
aku langsung membuka jendela balkon. Kulihat, di sana langsung menghadap
pantai, beberapa kelompok orang sedang berdiri memandang ke hotel
arahku. Lalu aku bertambah horny. Aku membuka kausku begitu saja, duduk
di balkon kamarku. Mata-mata mereka memandangi dadaku yang telanjang dan
mencuat itu. Aku berniat memanas-manasi mereka sambil pura-pura tidak
peduli.
Aku meraba dadaku dan mencubit putingnya. Aku merasakan sensasi
menggelitik. Mungkin karena aku sedang ditonton, juga karena memang aku
sedang horny. Aku membelai perutku dan menurunkan sedikit rokku.
Mengelus-elus paha dan pangkal pahaku sementara tatapan mereka semakin
nyalang. Aku pura-pura tidak melihat dan tenggelam dalam duniaku
sendiri. Aku menyusupkan tanganku ke dalam rok dan mengusap-usap
vaginaku yang mulai basah. Lalu aku mengeluarkan tanganku dan
menghisapnya.
Kemudian aku menungging di atas kursi dan menggosok-gosokan dadaku di
kursi seperti kucing, lalu menggosok-gosokan vaginaku di lengan kursi.
Seakan aku juga terjebak dalam permainanku sendiri, aku menyambar handuk
dan menutupi dadaku. Lalu aku menurunkan rokku dengan dramatis, agar
mereka bisa melihat pantatku yang indah. Aku sengaja lebih menungging
lagi agar mereka bisa melihat vaginaku dari belakang.
Aku merasa penontonku semakin banyak. Aku semakin berani. Kunaikkan
kakiku di atas pagar balkon dan duduk di kursi dengan handuk menutupi
dadaku. Lalu aku merentangkan kakiku selebar-lebarnya dan mengusap-usap
klitorisku. Seluruh tubuhku menggelinjang keenakan dan aku melenguh.
Semakin lama aku menggosok vaginaku semakin cepat. Sentuhan di benjolan
itu membuat tubuhku menggila. Aku berusaha menahan agar aku tidak
cepat-cepat orgasme. Aku menggosoknya lebih pelan dan agak turun
intensitasnya. Lalu kupercepat lagi. Aku hampir menjerit saking
nikmatnya. Lalu aku membuka vaginaku dengan tangan kanan dan tangan
kiriku masih menggosok vaginaku dengan penuh nafsu.
Aku hampir orgasme. Aku benar-benar menjerit keenakan. Kulihat mereka
terbengong dengan penuh nafsu. Dan aku pun akhirnya orgasme. Aku
merentangkan kakiku semakin lebar dan kumasukkan tiga jari sekaligus ke
liang vaginaku. Kukeluarmasukkan di permukaannya karena aku takut
menerobos keperawananku.
Aku menutup mata dalam posisi jari dalam vagina. Beberapa saat kemudian,
aku mengusap vaginaku lagi, kali ini dengan tangan meraba-raba dadaku
sehingga handukku pun terjatuh. Aku menggosok-gosoknya sampai aku
terduduk lemas saking enaknya. Lalu aku menjilat jari-jariku dengan
tatapan nakal.
Mereka akhirnya tersadar bahwa aku melakukannya dengan sengaja. Tetapi
aku tidak peduli. Mereka bertepuk tangan. Lalu aku berjalan masuk
padahal aku semakin terangsang. Aku bermasturbasi dalam kamar sekali
lagi. Hari itu sangat luar biasa bagiku.
Pada hari kedua, aku pergi ke kafe sendirian. Aku sedang dalam nafsu
tinggi karena kemarin. Aku memakai rok mini dan bikini tipis yang
menunjukkan jelas putingku. Aku tidak memakai celana dalam. Di kafe itu,
lampunya cukup remang. Kemudian seorang cowok mendekatiku
"Mbak, sendirian?" tanyanya.
Kulihat tampangnya lumayan. Aku tersenyum dan bergeser untuknya. Ia
terus melihat pada dadaku yang menjulang. Kukatakan padanya dengan
blak-blakan..
"Kuizinkan kamu melakukan oral sex padaku. Tapi kita harus melakukannya di sini." kataku.
"Di sini?", tanyanya sambil melihat ke sekeliling kafe remang itu.
"Takut?" tantangku. Dia menggeleng.
Ia melumat bibirku sementara tangannya menjelajahi buah dadaku.
"Gue bener-bener beruntung! Lanjutinnya dimana?"
"Nggak ada lanjutin. Aku cuma mau kamu ngoral aku." kataku. Ia berhenti sejenak.
"Bagianku?"
"Mau nggak?" tanyaku menuntun tangannya menyusup di balik rok dan menyentuh vaginaku yang basah.
Ia menggigit putingku dari luar bikini. Aku menggelinjang dan mulai
bersandar santai pada sofa. Ia meremas-remas dadaku sementara tanganku
bermasturbasi sendiri. Aku menjerit kecil sehingga mata-mata nakal mulai
melihat. Aku bertambah basah. Dia melepaskan bikiniku dan melumat
dadaku sementara aku memangkunya. Aku merasakan penisnya menegang. Ia
melumatku semakin dahsyat dan aku menjerit lagi. Ia lalu menyusupkan
tangannya ke dalam celana dalamku dan menggosok naik turun vaginaku. Aku
terkikik antara geli dan nikmat.
Ia berjongkok dan kuturunkan rokku ketika aku masih berdiri dengan dada
telanjang. Pandangan mesum mengarah padaku tetapi aku tidak peduli.
Mukanya telah menghadap tepat pada vaginaku yang kubuka lebar. Saat
lidahnya menjilat, aku merasakan sensasi luar biasa. Tubuhku
menggelinjang nikmat. Ia menjilat sambil jarinya terus menggosok
vaginaku. Aku menjerit-jerit. Lalu jarinya dimasukkan ke dalam vaginaku.
Sakit rasanya. Aku takut kehilangan keperawananku.
"Aku masih perawan." ujarku. Ia tertawa. Sebagai balasannya, ia menggigit kecil klitorisku hingga aku menjerit.
"Tenang aja" jawabnya.
Lalu ia memasukkan jarinya pelan-pelan. Rasanya aneh. Lalu ia
memutar-mutar jari-jarinya di dalam vaginaku. Aku mulai merasakan
nikmatnya. Aku mengangkat pantatku dan meminta lebih. Ia mulai
mempercepat gerakan jarinya sambil juga menjilat klitorisku. Sesekali
digigitnya. Aku tidak tahu lagi aku dimana. Aku hanya merasa nikmat.
Mereka juga memandangiku. Aku begitu bahagia. Aku orgasme. Aku
benar-benar lemas. Tiga kali aku dibuatnya orgasme tanpa ia perlu
melepas celana.
Kemudian ia memakaikan rok dan bikiniku. Ia melumat bibirku saat kami selesai. Ia berkata dengan nada lembut dan nafas berderu..
"Aku mau lebih. Aku mau merawanin kamu." katanya. Aku tersenyum
"Nggak bisa." kataku.
"Kenapa?" tanyanya.
"Buat aku jatuh cinta." kataku.
Ia membuktikannya. Ia mengabulkan apa mauku. Kami berulang kali bercinta
di hadapan umum. Semakin hari semakin gila. Aku tidak ingin pulang
dibuatnya. Suatu hari kami bercinta di pantai. Di lain hari kami
bercinta di laut. Kami berkali-kali memotret diri sendiri dan merekamnya
untuk kami tonton sendiri ataupun untuk disebarkan. Saat menontonnya
sendiri ataupun menyaksikan orang lain yang menonton, kami menjadi horny
dan bercinta di mana saja selama belum diusir.
Tetapi akhirnya aku meninggalkannya saat pulang ke kotaku. Aku masih
lebih suka mempertontonkan diri sendiri. Kali ini aku berani menggunakan
vibrator.
*****
Akhirnya aku bisa benar-benar jatuh cinta pada seseorang. Ia adalah
kakak temanku. Hari itu aku dan teman perempuanku sedang menonton film
porno di rumahnya. Kami sama-sama suka bermasturbasi. Saat itu kami
sedang bugil, lalu aku sadar bahwa kakaknya ada di kamar sebelah. Lalu
muncul ide gila ini. Kami akan melakukan adegan sex dengan pintu
terbuka. Saat itu orang tua temanku sedang tidak ada.
Aku buru-buru melepas pakaianku, tetapi masih memakai G String. Lalu aku
duduk di kursi kulit dan menghadap pintu. TV kami matikan. Temanku yang
ternyata biseks mulai menjelajahi dadaku. Rasanya aneh. Antara sesama
wanita rasanya begitu lembut walau aku tidak begitu horny dengannya.
Lalu jarinya menjelajah ke vaginaku. Lalu kakaknya keluar hingga ia
terpaku mendengar desahanku. Saat itu temanku sedang memasukkan vibrator
dalam vaginaku. Aku menggelinjang keenakan sambil menggosok-gosok
klitorisku sendiri. Temanku tertawa nakal. Lalu kakaknya masuk dalam
kamarnya dan membentak..
"Ngapain lo berdua?"
Kami pura-pura terkejut. Ia benar-benar marah pada adiknya. Tetapi ia
tidak marah padaku. Jadi kutunjukkan saja lebih demonstratif untuknya.
Aku mencabut vibrator dan berjalan ke arahnya dengan telanjang bulat. Ia
terpaku melihatku dengan agak salah tingkah. Aku menciumnya. Ia tidak
membalas. Tetapi aku tidak menyerah!
Aku duduk di hadapannya dan menaikkan kakiku satu-satu. Kurentangkan
selebar-lebarnya. Ia terbelalak melihat vaginaku. Aku bangga akan
tubuhku. Aku bermasturbasi di hadapannya. Aku sangat menyukainya. Ia
membuatku lebih horny lagi. Ketika aku hampir memasukkan vibrator, ia
mendekatiku. Melumat bibirku dan turun sampai ke vaginaku. Aku membuka
pakaiannya. Kami sama-sama berdiri. Tadinya aku hampir orgasme tetapi
tidak jadi.
"Aku suka kamu" kataku. Ia tidak bereaksi.
Ia menciumi tengkukku dan tangannya menggerayangi tubuhku. Aku
menidurinya dan memegang penisnya yang mengeras. Temanku keluar sambil
tersenyum padaku. Aku mengocok penisnya dan menjilatinya. Sesekali
menggigit kepalanya. Ia mengerang. Lalu aku menggosok-gosok penisnya
pada vaginaku.
Penisnya cukup besar hingga aku agak takut dan terus melumatnya. Semakin
lama aku semakin menikmatinya. Rasanya seru. Aku terus menjilat dan
berusaha memasukkan penisnya dalam mulutku. Aku menggigit-gigitnya dan
sesekali memainkan zakarnya. Ia mengerang keenakan sampai akhirnya ia
orgasme. Aku menelan semua spermanya. Aku tertawa senang. Lalu ia balik
menerkamku. Vaginaku habis dijilat dan digigitinya. Ia bagaikan singa
gila. Dan dia adalah pria paling hebat dalam melakukan oral sex yang
kutahu selama ini. Aku orgasme sampai empat kali!
Dia lalu memasukkan penisnya dalam vaginaku. Aku dan dia sama-sama
mendesah-desah keenakan. Aku merasakan denyutan di vaginaku semakin kuat
hingga aku menjerit keenakan. Sementara dia juga sesekali menjerit.
Kami benar-benar gila. Sesekali ketika aku berkata akan orgasme, ia
berhenti dan mengganti posisi. Aku benar-benar lemas dia buat. Ia hebat
sekali dalam bercinta. Ketika akhirnya aku dan dia sama-sama orgasme,
itu adalah orgasme yang paling yang pernah kurasakan.
Aku takkan pernah melupakannya. Nikmatnya masih terasa setelah setengah
hari berlalu. Ketika mengingatnya, aku jadi sering bermasturbasi
sendiri. Bahkan terkadang di hadapan umum sekalipun bila aku sedang
horny sekali.
Semua isi dari web ini adalah content dewasa 18+ bukan untuk konsumsi anak2 dibawah umur hasil dari pencarian Google.Com dan bukan karya asli dari Cerita17tahun.Sextgem.Com. Admin tidak bertanggung jawab terhadap efek yg ditimbulkan